Kamis, 01 Juli 2010

Bursa Pemilihan Ketua KPK

Pemilihan ketua KPK biasanya menjadi ajang berbagai kepentingan. Dukungan dari berbagai pihak terhadap calon ketua KPK syarat dengan politic interest (kepentingan politik). Apalagi dukungan tersebut berasal dari partai politik tentu akan penuh syarat dengan berbagai permintaan, barang kali syarat itu berupa tukar guling kasus. Karena beragam kasus pasti menjadi hidangan bagi lembaga pemberantasan korupsi (KPK).
Pimpinan KPK tidak boleh munafiq dan mesti memiliki kekurangan dan kelebihan sebagai kodrat seorang manusia. Karena ketua KPK bukan malaikat dan bukan pula seorang Nabi, Nabi juga punya dosa apalagi manusia. Namun setidaknya ketua KPK minimal tidak mau disuap dan diintervensi oleh pemerintah sehingga benar dikatakan benar dan yang salah harus diadili.
Jika dalam pemilihan ketua KPK sudah diwarnai dengan dukungan-dukungan yang tidak sehat, money politic, atau tukar guling kasus itu sama halnya melindungi para koruptor. Para maling uang rakyat harus menjadi musuh kita bersama dan KPK lah yang memiliki kewenangan untuk memberantasnya.
Calon ketua KPK di saat kondisi politic yang tidak stabil seperti sekarang ini harus jauh dari kepentingan kekuasaan maupun partai politik. Indonesia masuk nominasi 10 besar negara terkorup di Asia, oleh sebab itu rakyatlah yang harus mengawasi dan berteriak jika dalam pemilihan tersebut diintervensi maupun disuap oleh sekelompok orang, golongan, atau kekuasaan yang bermasalah dengan hukum.
KPK itu bagaikan senjata untuk membunuh para koruptor. Pemegangnya adalah orang-orang yang tidak kenal kompromi. Dan jelas koruptor itu musuhnya. KPK harus berwibawa dan ditakuti oleh musuh-musuh. Jika sebelum bertarung sudah lunak bahkan menyerah dengan musuh-musuh itu merupakan tanda langgengnya para koruptor di negeri ini. Koruptor tidak akan pernah kalah dan menyerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar